Minggu, 27 Juli 2008

Meneg PDT Minta Konsep Kemitraan "Kampung BNI" Dipatenkan

Kunjungan Informal MENEG PDT Ke Kampung BNI Cijambe ke Subang

Subang, Setelah melihat secara langsung konsep Kemitraan yang dibangun di "Kampung BNI" Cijambe Subang, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) minta konsep kemitraan dapat dipatenkan. Karena menurut Lukman Edi, kemitraan ini dinilai ideal gabungan antara pengusaha, perbankan, dan masyarakat. Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Ir. H. Muhammad Lukman Edy, M.Si, saat melakukan kunjungan ke "Kampung BNI" di Kecamatan Cijambe Subang pada 20 Juli 2008. Kunjungan tersebut adalah kunjungan secara informal untuk melihat secara langsung penerapan konsep kemitraan "Kampung BNI" dan berdialog langsung dengan pengusahanya, H. Didi Supriadi.

Menurut Lukam Edi, pihak Kementrian Meneg PDT, akan terus melihat contoh-contoh terbaik pola pembinaan masyarakat yang ideal terutama masyarakat di pedesaan. "Saya melihat ada hal yang menarik di sini. Saya rasa (konsep kemitraan "Kampung BNI") ini perlu dipatenkan," kata Lukman Edi. Konsep seperti ini perlu dipatenkan untuk dijadikan percontohan. Karena, menurut Lukam Edi, sangat ideal sekali gabungan antara keberpihakan perbankan, pengusaha dan rakyat.

Menurut Meneg, walaupun hingga kini tingkat keberhasilannya cukup baik, namun konsep Kemitraan "Kampung BNI" perlu diuji terus dan terus disempurnakan. Bahkan dari sisi pengusahanya sendiri telah melalui masa kritis. Yaitu suatu masa yang menentukan kelayakan program ini bisa berjalan atau tidak. "Ternyata setelah melewatinya program ini bisa berjalan dengan baik," lanjut Meneg.

Pihak Kementrian Negara PDT menganggap penting untuk mengembangkannya di beberapa wilayah lain. Karena konsep ini dianggap relevan dengan semangat rakyat Indonesia. Terlebih konsep ini berkembang di Kab. Subang yang memiliki pola pembangunan berbasis gotong-royong.

Oleh karena itu Kementrian Negara PDT akan mendorong penerapan konsep kemitraan ini di beberapa daerah lainnya. Rencananya konsep ini akan diterapkan di Sinjai, Denpasar, Bangli, Padang, Gorontalon, dan beberapa daerah lain di Jawa Barat seperti Garut dan Tasikmalaya.

Adapun konsep Kemitraan "Kampung BNI" di Cijambe Subang adalah menjalin kemitraan dalam pembibitan sapi perah dengan bantuan permodalan dari Bank BNI. Pola kemitraan yang pertama kali dijalankan adalah melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Bank BNI dalam bentuk usaha pembibitan sapi. PT. Simpang Jaya Dua sebagai penjamin utama, menyediakan areal seluas 18,5 ha – yang kemudian dinamakan "Kampung BNI" – di atasnya dibangun sarana pembibitan berupa kandang 5 buah, kandang karantina, gudang pakan 4 buah, dan peralatan pemeliharaan ternak lainnya. Segala kelengkapan untuk proses pengajuan permodalan PKBL BNI, dipersiapkan oleh PT. Simpang Jaya Dua sebagai Inti.

Adapun tujuan menempatkan di areal "Kampung BNI", untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi kinerja. Sedangkan mitra masyarakat selain mendapatkan bagi hasil usaha juga mendapatkan upah kerja yang besarnya berkisar Rp 25.000 – Rp 30.000 per hari.

Bagi hasil usaha adalah dari penjualan sapi perah yang sudah tidak menghasilkan susu dijadikan sapi potong. Dari hasil penjualan pihak mitra memperoleh bagian setelah dipotong biaya operasional.

Dari pembibitan sapi perah ini ternyata berkembang potensi lain yaitu mendayagunakan kotoran sapi sebagai bahan menjadi biogas dan pupuk. Biogas yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk keperluan memasak dan pembangkit tenaga listrik. Restan/sisa olahan biogas baik yang cair maupun padat dapat digunakan langsung sebagai pupuk alami yang sangat baik untuk tumbuhan.

Setelah Berhasil menjalani usaha pembibitan sapi perah di "Kampung BNI" sejak tahun 2007, kini konsep "Kampung BNI" akan mulai dikembang di beberapa wilayah Indonesia. Terutama konsep kemitraan yang diterapkan selama ini.(Satriya)

Tidak ada komentar: