Kamis, 31 Juli 2008

BERITA HUMAS PEMKAB. SUBANG

MOHON DIMUAT BERITA HUMAS APABILA LAYAK UNTUK DIPUBLIKASIKAN ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMA YANG BAIK KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH

1. PERSADIA SUBANG & BOGOR LAKUKAN SENAM MASSAL DI CIATER

Sekitar 600 anggota Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Subang dan Bogor melakukan Senam Sehat Diabetes di Parkir Timur Sari Ater Subang pada Sabtu 26 Juli 2008. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Diabetes Nasional ke-6. Dalam sambutannya, Ketua Persadia Cabang Subang, Dr. Frengky Supriatna S.Pd, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai upaya anggota Persadia dalam menjalin silaturahmi dengan anggota lainnya baik sesama anggota dan saling memberikan pengetahuan tentang diabetes.
Walaupun kelihatannya kecil, lanjut Frengky, dampaknya cukup besar baik finansial (mahalnya biaya pengobatan) maupun ancaman pada jiwa. Seorang penderita diabetes bila mengalami luka atau borok biasanya akan sulit sembuh, tentu ini memakan biaya yang tidak sedikit. Terlebih ketika penderita sudah harus menjalani cuci darah biayanya jauh lebih besar lagi. Biasanya si penderita kurang memahami dengan tepat tentang diabetes. Oleh karena terbentunya Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) merupakan upaya untuk memberikan solusi dan pengertian tentang upaya menjaga pola hidup sehat bagi diabetesi (penderita diabetes). Sehingga para penderita tidak merasa sendirian dan bisa saling bertukar pengalaman.

Keberadaan Persadia di Kab. Subang berperan besar dalam upaya keberhasilan pengobatan bagi penderitanya. Seperti diakui oleh Direktur RSUD Subang, Dr. H. Guntur Setyono MARS, bahwa anggota Persadia di RSUD Subang banyak memberikan pengaruh baik pada penderita. Sehingga penderita bisa lebih percaya diri dalam menjalani hidup pasca pengobatan di rumah sakit. "Terutama peranan anggota Persadia yang mampu memberikan penyuluhan, bimbingan, mengajak kegiatan olah raga secara rutin. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sehingga mereka sadar bahwa mereka tidak hidup sendirian," jelas Guntur. Lebih dari itu, lanjutnya, keberadaan Persadia bisa membangkitkan kesadaran penderita mau berobat dan memahami penyakit yang dideritanya. Karena disampaikan dengan cara-cara dari hati ke hati sehingga tidak merasa "sendirian".

Hal senada juga diakui oleh Sekretaris Daerah Subang, Drs. Bambang Heryanto M.Si, bahwa keberadaan Persadia di Kabupaten Subang diharapkan bisa lebih besar peranannya dalam memberikan kesadaran pola hidup sehat bagi penderita melalui berbagai kegiatannya. "Walaupun saya juga kurang begitu faham tentang diabetes, tetapi secara umum sebagai pemerintah Kab. Subang banyak berterima kasih atas keberadaan Persadia di Subang. Dengan jumlah anggota lebih 300 orang, ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita semua berharap Persadia tetap eksis dalam menjalani fungsinya sebagai organisasi yang melayani anggota dan penderita lainnya," harap Bambang.

Diantara ratusan anggota yang hadir, nampak Fitria Suci Ramadani (9 tahun) sebagai anggota termuda Persadia Cabang Subang. Fitria adalah salah saeorang penderita diabetes yang sempat menjalani perawatan di RSUD Subang selama 8 hari pada bulan Juni 2007. Namun berkat bantuan konsul yang dilakukan anggota Persadia, Fitria bisa menjalani hidupnya kembali secara normal. Selama menjalani perawatan, dirinya mendapatkan bimbingan dari anggota Persadia. Akhirnya dirinya menjadi anggota dan hingga sekarang rajin mengikuti kegiatan Persadia. "Selain banyak teman, saya juga bisa mengenal lebih banyak tentang penyakit yang berhubungan dengan diabetes. Ternyata diabetes itu bahaya juga, ya," tutur putri pasangan Ibu Eti dan Bapak Fuad ini. Dirinya mengaku untuk menjaga kebugaran tubuhnya ikut juga Senam Sehat Diabetes sebulan 2 kali di halaman RSUD Subang bersama anggota lainnya. Siswi SDN Sam Ratulangi Subang kelas VI warga Cigadung Subang ini mengaku menjadi anggota Persadia sangat membantu sekali dalam upaya menjaga pola hidupnya pasca pengobatan karena diabetes. Baginya ikut menjadi anggota setelah menjalani konsuler yang dilakukan oleh tim ahli Persadia di RSUD Subang.

Sebelum Senam Sehat Diabetes, dilepaskan 2 ekor burung merpati sebagai simbol kebebasan dari penderitaan lilitan diabetes. Kemudian usai Senam Sehat massal dilanjutkan dengan lomba-lomba yang bersifat menghibur tetapi menyehatkan. Seperti tari hola-hop dan poco-poco beregu dengan hadiah menarik persembahan produsen pendukung acara.


2. INVITASI BOLA VOLI TERBESAR SE KABUPATEN SUBANG BERAKHIR

Tidak kurang dari 12.000 penonton memadati Gor Gotong Royong yang hanya berkapasitas 7.000 penonton. Mereka menyaksikan final Bola Voli Eep Hidayat Cup II, yang berlangsung Minggu malam, 27 Juli 2008. Antusias penonton yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Subang tersebut ingin menyaksikan dari dekat pertandingan club-club terbaik hasil putaran kejuaraan invetasi Bola Voli terbesar di Kabupaten Subang, yang menggelar pertandingan akhir final antara club Bola Voli Putra Kecamatan Subang melawan club dari Kecamatan Pabuaran.
Sebelum acara final tersebut Bupati Subang Eep Hidayat dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya invetasi Bola Voli Eep Hidayat Cup ke dua sebagai ajang untuk meningkatkan prestasi altet Bola Voli Kabupaten Subang, bukan sebagai ajang pamer kekuatan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, "Saya tekankan bahwa invetasi Bola Voli ini sebagai ajang untuk meningkatkan prestasi atlet Subang terutama olah raga Bola Voli, bukan ajang keributan", tegas Eep.
Menurut Eep adalah wajar apabila atlit Kabupaten Subang melakukan pertandingan di Kabupaten lain, terjadi suatu keributan dengan atlit daerah lain (Kabupaten lain), hal ini dikarenakan atlit tersebut benar-benar ingin membela daerahnya, akan tetapi Eep mengingatkan "Saya tidak menginginkan apabila keributan itu terjadi antara atlit Subang dengan atlit Subang sendiri, dan jangan sampai terjadi di Kabupaten Subang di arena olah raga apapun", kata Eep.
Eep menambahkan bahwa untuk meningkatkan prestasi olah raga perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai "Saat ini telah bermunculan atlit-atlit yang berprestasi dan perlu didukung dengan sarana yang memadai, untuk itu sebentar lagi akan dibangun sirkuit arena balap motor yang mamadai dan kolam renang yang memenuhi standar Internasional", kata Eep.
Dalam waktu yang bersamaan Bupati Subang Eep Hidayat juga menyerahkan Tropy kejuaraan Honda Racing Campionship seri ke 4 di sirkuit Gasibu monumen Perjuangan Bandung, Minggu (27/7) yang baru lalu. Dadan yang turun di kelas standar pemula 110 cc Mp5 sebagai Juara pertama, selain Dadan, pembalap Subang yang juga meraih gelar juara dalam Honda Racing Campionship ini adalah Rizky yang menjadi Juara kelima di kelas yang sama, sedangkan Adli M Taufik dari tim Subang Racing Team (SRT) yang menjadi juara dua di kelas pemula 110 CC lokal Jabar.
Hasil dari kejuaran invetasi Bola Voli tersebut antara lain, untuk club Putra Jura I Kecamatan Subang berhak mendapat piala tetap dan piala bergilir serta hadiah uang tunai sebesar Rp 10 Juta Rupiah, Juara ke II Kecamatan Pabuaran mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp. 7 Juta Rupiah, Juara ke III Kecamatan Patokbeusi mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 5 juta rupiah dan Juara ke IV Kecamatan Blanakan mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 3 juta rupiah.
Untuk Juara I Putri dimenangkan oleh Kecamatan Subang dengan mendapat piala tetap dan piala bergilir dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 7 juta rupiah, Juara II Kecamatan Ciater mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebasar Rp 4 juta rupiah, Juara III Kecamatan Kalijati berhak mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 3 Juta rupiah, dan Juara ke IV diraih oleh Kecamatan Cisalak mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 2 juta rupiah.
Sementara itu pemain terbaik putra dan putri diraih oleh Naci Subagja dari Club Kecamatan Pabuaran dan Niti Senjari dari club Kecamatan Subang, masing-masing berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 1 Juta rupiah.
Hadir dalam malam final tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Subang Bambang Heryadi, SH, Asisten Tata Parja Drs. H. Aseng Junaedi, M.Si, Kepala Dipenda Drs. H. Lugaya Muchtar, M.Si, Kepala Dinas Pekerjaan Umum H. Dondon Rodiatun, BE, S.Sos , Direktur Bank Jabar Banten, dan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Subang lainya.


3. BUPATI SUBANG EEP HIDAYAT RESMIKAN PABRIK PENGOLAHAN SAMPAH

Sampah merupakan salah satu persoalan yang selalu mendapat perhatian Bupati Subang Eep Hidayat, kerap kali melakukan kunjungan ke daerah untuk bertemu warga masyarakat Ia tak bosan-bosannya untuk memberikan himbauan agar membuang sampah pada tempatnya, bahkan mengajurkan ke masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah ini menjadi sumber pendapatan dengan memisahan sampah organik dan anorganik, karena sampah organik yang terbuat dari bahan plastik dan logam masih dapat laku dijual.
Komitmennya menjadikan wilayah Kabupaten Subang bersih dari sampah plastik pada tahun 2007 telah nyata, upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dengan menyediakan 2 jenish tempat sampah (organik dan non organik) di setiap perkantoran dan tempat umum lainnya.
Dengan upaya tersebut di Kabupaten Subang, sampah saat ini tidak lagi menjadi persoalan, apalagi saat ini telah berdiri pabrik pengolahan sampah di TPA Penembong Kelurahan Parung Kecamatan Subang.
Pada Hari Senin tanggal 28 Juli 2006 yang baru lalu, Bupati Subang Eep Hidayat melakukan Peresmian pabrik pengolahan sampah tersebut. Eep dalam sambutannya menjelaskan bahwa pabrik pengolahan sampah yang di kelola oleh Perusahaan PT Mahakarya Adiguna Persada merupakan bentuk kemitraan dengan Pemerintah Daerah yang telah dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama antara Bupati dan pihak perusahaan dalam jangka waktu selama 15 tahun, ungkapnya.
Menurut Bupati dengan berdirinya pabrik pengolahan sampah tersebut, selain dapat menangani persoalan sampah, juga persoalan kebutuhan pupuk anorganik di Kabupaten Subang sebagai daerah agraris minimal dapat diatasi, "dua manfaat dari berdirinya pabrik pengolahan sampah ini, masalah sampah tertanggulangi dan kebutuhan akan pupuk minimal dapat teratasi", kata Eep.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pekerjaan Umum H. Dondon Rodiatun, BE, S.Sos yang saat itu mendapingi Bupati Subang mengatakan "keuntungannya banyak dari pengelolaan dan pengolahan kompos granular ini, khusunya bagi masyarakat dan pemerintah dari segi teknologi, ekonomii, ekologi dan sosial", ujarnya. Menurut Dondon kerjasama ini mencakup pemanfaatan dan pengolahan sampah di TPA Panembong menjadi kompos granular secara terpadu dengan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. "Kompos berdasarkan penelitian dan riset dapat memperbaiki kualitas lahan pertanian dan kuantitas hasil pertanian dapat meningkat", ungkapnya.


4. DISKUSI POLITIK

Visi Kabupaten Subang hanya akan tercapai bila ada kepedulian semua fihak, termasuk didalamnya mereka yang bergelut dalam bidang organisasi politik, organisasi masyarakat maupun para tokoh masyarakat. Demikian antara lain Wakil Bupati Maman Yudia,S.Pd dalam sambutan pada acara pembukaan Forum Diskusi Politik Dalam Menghadapi Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Subang tahun 2008 dan Pemilihan Umum legislatif Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009, Senin 28 Juli 2008. Wabup selanjutnya mengungkapkan ke tiga pilar dalam mewujudkan Visi Kabupaten Subang adalah Bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ke tiga pilar tersebut menurut Wabup sangat berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh yang harus dijalankan secara bersama-sama.
"Pemerintah akan dapat melaksanakan setiap kebijakan bila didukung oleh seluruh lapisan masyarakat dalam suasana yang kondusif. Demikian halnya organisasi masyarakat maupun organisasi politik dan para tokoh masyarakat memiliki peran yang strategis".tambah Wabup. Usai memberikan sambutan Wabup menyematkan lencana pada dua peserta sebagai tanda dimulainya kegiatan diskusi politik yang berlangsung di Wisma PKPRI Subang ini.
Yesmil Anwar, SH M.Si, yang menjadi salah seorang pembicara pada acara tersebut menguraikan materi berjudul mengkritisi Kebijakan Publik Dalam Perspektif Moral Bagi Ormas di Era Reformasi. Dalam paparannya yang di sampaikan selama satu jam staf pengajar Universitas Padjajaran itu antara lain mengemukakan bahwa organisasi masyarakat sesunguhnya merupakan jantungnya masyarakat dalam kehidupan demokrasi.
Ditegaskan yang harus menjadi agenda bersama menurut Yesmil adalah bagaimana mewujudkan keadilan ditengah tengah masyarakat dalam masa yang penuh dengan dinamika ini. Menurutnya saat ini keadilan di Indonesia tengah merosaot nilainya dengan banyaknya berbagai kasus hukum yang timbul. Sebagai upaya ke arah itu ia menambahkan seluruh kalangan saat ini hendaklah menjernihkan bathin (striptease bathin) sebagai upaya memanusiakan kembali manusia dengan nilai-nilai kemanusiaan. Cara lainnya menurut Yesmil adalah menebarkan senyum seraya meningkatkan rasa kasih sayang yang merupakan nilai - nilai yang terkandung dalam budaya adat leluhur "silih asih silih asuh dan silih asah." tambahnya.
Pada acara yang diselengarakan Kantor Kesatuan Bangsa tersebut, hadir Kasdim 0605 Mayor Idang Ismail, Kakantor Kesbang Dedi Supriadi, S.Sos, dan Kasi Intel Kejaksaan Kabupaten Subang.

5. TANGGAPAN FRAKSI

Empat dari lima fraksi DPRD Kabupaten Subang, Selasa 29 Juli 2008 secara bergiliran menyampaikan tanggapan atas tiga nota pengantar Bupati Subang yang disampaikan sebelumnya (Jum,at, 18 Juli 2008). Ke tiga nota pengantar Bupati Subang yang disampaikan sebelumnya tersebut masing-masing Laporan Pertangung Jawaban (LPJ) Pelaksanaan APBD tahu 2007, Rancangan Nota Kesepakatan Kebijakan Umum APBD (KUA) 2009 dan Rancangan Nota Kesepakatan Prioritas dan Plafon Angaran Sementara (PPAS) tahun 2009.
Berbagai saran dan pertanyaan ditujukan ke empat fraksi menyangkut LPJ 2007, meskipun demikian secara umum fraksi-fraksi menyampaikan tanggapan positif terhadap kinerja pemerintahan selama tahun 2007. Ke empat fraksi lebih khusus mengharapkan agar melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD) terus dipacu demikian halnya diharapkan agar peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dioptimalkan. Hal ini mengingat dalam era otonomi daerah saat ini ketergantungan pemerintah Kabupaten Subang kepada pemerintah pusat masih sangat tinggi.
Menyangkut PPAS 2009, fraksi-fraksi mengingatkan agar penggunaan anggaran secara konsisten tetap mendukung pada tercapainya Visi Kabupaten Subang yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Selain itu guna menuju ke arah visi sebagai daerah agri bisnis, pariwisata dan industri diharapkan agar peluang investasi bagi investor diupayakan lebih menarik lagi. Guna mendukung ke arah itu legislatif juga menyarankan agar dilakukan langkah-langkah bagi peningkatan sumber daya manusia dan penataan kawasan yang lebih jelas peruntukannya.
Bupati Subang Eep Hidayat usai menghadiri Rapt Paripurna DPRD tersebut mengatakan bahwa pihaknya selaku Bupati Subang sangat merespon baik tanggapn dari fraksi-fraksi "sebagai Bupati saya merespon baik tanggapan dari beberapa fraksi, sangat positif sebagai langkah dan menjadi acuan dimasa mendatang", kata Eep.
Rapat paripurna yag berlangsung sekitar dua jam dihadiri 30 anggota DPRD, Bupati Subang Drs. Eep Hidayat, M.Si, Kapolres Subang AKBP Sugiono, dan sejumlah perwakilan Muspida serta para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.

6. MAMAN YUDIA MELANJUTKANKAN VISI DAN MISI

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2006, maka dengan mencalonkan kembali Bupati Subang Eep Hidayat dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada Pemilu Oktober mendatang. Maka Wakil Bupati Subang Maman Yudia, SPd. Sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dalam kondisi ini maka cara otomotis akan memangku jabatan mejadi Bupati Subang selama enam bulan sampai terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Subang yang baru.
Menurut Maman ketika ditemui usai membuka kegiatan Diskusi Politik di Gedung Wisma PKPRI Subang Senin 28 Juli 2008, mengtakan bahwa dirinya siap menjadi Bupati Subang dan tinggal menunggu pelantikan secara resmi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Sesuai Undang-undang Nomor 32 yang telah direvisi, seorang incumbent setelah mendaftarkan diri dainggap mengundurkan diri, maka ada proses pergantian yang sudah tentu membutuhkan waktu dan selanjutnya akan ada pelantikan, namun hal tersebut menunggu keputusan dari surat yang telah diajukan oleh kita ke Menteri Dalam Negeri", kata Maman.
Maman mengungkapkan bahwa arah pembangunan yang akan dilakukan saatnya menjadi Bupati Subang tidak akan ada perubahan sebagaimana yang digulirkan di dalam visi dan misi Kabupaten Subang yang telah ditetapkan, hal ini atas dasar bahwa dirinya merupakan hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang diusung satu paket, "jadi dalam tujuan pembangunan tidak ada perubahan tetapi sesuai visi dan misi", ungkap Maman
Lebih jauh Maman menjelaskan bahwa kedepan yang ada adalah penyelesaian-penyelesaian pembangunan yang belum rampung. "pertama persoalan peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah), karena saat ini secara umum baru masuk 50%, padahal memasuki triwulan ketiga ini target kita 75% minimalnya, maka saya akan melakukan percepatan", jelasnya,
Yang kedua lebih lanjut Maman menjelaskan dirinya akan segera menggulirkan masalah anggaran biaya tambahan (ABT), direncanakan akan tuntas pada Bulan Agustus mendatang dan yang ketiga akan melaksanakan PP No. 41 Tahun 2006 tentang SOTK baru, ditambah dengan tupoksinya, yang lainnya akan meneruskan pembangunan-pembangunan yang secara bertahap harus selesai pada tahun ini, demikian Maman Yudia memberikan penjelasannya.

7. TIGA PASANGAN PERSEORANGAN
LOLOS VERIFIKASI FAKTUAL

Tiga pasangan perseorangan telah lolos verifikasi faktual calon Bupati dan Wakil Bupati Subang untuk dapat mengikuti pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Subang Periode 2008-2013 yang akan digelar bulan Oktober mendatang.
Ketiga pasangan tersebut diputuskan dalam hasil Rapat Pleno KPU yang digelar di salah satu tempat diluar Kantor KPU di Wilayah Kabupaten Subang, yang kemudian hasilnya diumumkan di Kantor KPU pada pukul 23.00 WIB Selasa Malam 29 Juli 2008 anatar alin ketiga pasangan tersebut yaitu pasangan Primus Yustisio dan Agus Nurani (Prima), Ahmad Juanda–Nandang Sudrajat (Adat) dan Diding Kurniawan, SH-H Hasyim (Diksyim).
Ketua KPU H. Husen Hardjadinata, SH, mengungkapkan lebih lanjut bahwa pasangan Prima dinyatakan mendapat 46.024 dukungan syah dari 66.933 dukungan yang diajukan, sementara Adat dan Diksyim masing masing mendapatkan 49.780 dan 46.352 dukungan., dengan demikian berhak untuk melakukan pendaftaran sebagai calon pasangan bupati-wabup dalam Pilkada Subang.
Dengan lolosnya pasangan perseorangan tersebut, Bupati Subang Eep Hidayat menaggapi bahwa demokratisasi di Kabupaten Subang telah nampak lebih maju sesuai dan kondisi saat ini, demokratisasi telah berkembang sejalan dengan perubahan dan perkembangan aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, serta perubahan dan perkembangan yang seirama dengan tumbuhnya kesadaran rakyat yang berorientasi pada pilihan masa depan yang lebih baik, kata Eep..
Eep mengungkapkan dengan lolosnya ketiga pasangan tersebut, terutama pasangan Primus Yustisio dan Agus Nurani (Prima) yang diperkirakan sementara menurut wacana publik akan menjadi idola kaum perempuan dan pemilih pemula (ABG), Eep berpendapat bahwa Ia tidak merasa riskan, hal ini menurut penilainnya masyarakat Kabupaten Subang saat ini telah mengerti dan memahami betul figur calon yang akan dipilihnya dalam Plkada nanti dan kondisi Pilkada di Kabupaten Subang tidak dapat disamakan dengan kondisi Pemilihan Gubernur dan Wakilnya., tegas Eep.
Ketika ditanya mengenai pasangan yang akan mendapinginya, Eep menegaskan bahwa dirinya untuk mencari pasangan tersebut diberikan kebebasan sesuai dengan surat keputusan dari DPP, namun dirinya tidak ingin mengecewakan partai, maka pasangan yang telah dipilinya akan dimusyawarahkan terlebih dahulu di intern partai.
Adapun ketika ditanya sejumlah nama yang menjadi wacana saat ini sebagai pendaping yang muncul dipermukaan seperti H. Rosyid (dari Pantura), H. Didi (Pengusaha Muda dari Pantura), Keluarga Bulan Dagoan Subang, dr. Lucky Luciaty (Kadis Kesehatan), Ny. Hj. Edeh L. Puradiredja (Praksi Golkar) dan Ny. Atin (Sekjen PDIP) serta Bambang Herdadi, SH (Ketua DPRD), Eep tidak menyebutkan salah satu nama tersebut untuk menjadi pendapingnya, "tunggu saja tanggal 4 pada pendaftaran akhir di Kantor KPU, tegas Eep.










--
Humas Kab. Subang
Jl. Dewi Sartika No. 2 Subang
Jawa Barat Telp. 0260 420718

Rabu, 30 Juli 2008

Operasi pekat Jaring 19 orang

Subang, Sebanyak 19 orang terkena Razia Pekat yang dilakukan oleh Satpol PP Kab. Subang pada 28 Juli 2008. Dalam operasi tersebut ke-19 orang terdiri dari 17 WTS, 1 orang hidung belang dan 1 orang waria. Kesemuanya malam itu juga diamankan di Kantor Satpol PP untuk dilakukan pendataan. Dari pendataan dilakukan seleksi antara yang benar-benar PSK atau bukan. Bagi yang PSK oleh petugas dikirim ke Panti Rehabilitasi di Palimanan Cirebon.

Operasi pekat yangn dimulai pukul 7 malam ini menjangkau wilayah-wilayah Pasar Inpres Pamanukan, Cimacan, Binong, Wisma Karya Subang, dan Pasar Inpres Subang. Hasil dari seleksi, 7 diantaranya benar-benar PSK langsung dibawa ke Palimanan malam itu juga.

Menurut Kepala Trantib Pol PP Subang, Wawan Hermawan, S.STP, operasi pekat ini merupakan operasi rutin Satpol PP dalam rangka menertibkan wilayah-wilayah yang dinilai meresahkan masyarakat. "Operasi ini merupakan operasi rutin biasa saja," kata Wawan. Sedangkan bagi yang dikirim ke Panti Rehabilitasi akan dilakukan pelatihan keterampilan dan pembinaan. Berbagai keterampilan yang menunjang untuk bekal hidupnya.

Selasa, 29 Juli 2008

BERITA PEMKAB. SUBANG

1. 600 PESERTA PERSADIA SUBANG & BOGOR LAKUKAN SENAM MASSAL DI CIATER

Sekitar 600 anggota Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Subang dan Bogor melakukan Senam Sehat Diabetes di Parkir Timur Sari Ater Subang pada Sabtu 26 Juli 2008. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Diabetes Nasional ke-6. Dalam sambutannya, Ketua Persadia Cabang Subang, Dr. Frengky Supriatna S.Pd, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai upaya anggota Persadia dalam menjalin silaturahmi dengan anggota lainnya baik sesama anggota dan saling memberikan pengetahuan tentang diabetes.
Walaupun kelihatannya kecil, lanjut Frengky, dampaknya cukup besar baik finansial (mahalnya biaya pengobatan) maupun ancaman pada jiwa. Seorang penderita diabetes bila mengalami luka atau borok biasanya akan sulit sembuh, tentu ini memakan biaya yang tidak sedikit. Terlebih ketika penderita sudah harus menjalani cuci darah biayanya jauh lebih besar lagi. Biasanya si penderita kurang memahami dengan tepat tentang diabetes. Oleh karena terbentunya Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) merupakan upaya untuk memberikan solusi dan pengertian tentang upaya menjaga pola hidup sehat bagi diabetesi (penderita diabetes). Sehingga para penderita tidak merasa sendirian dan bisa saling bertukar pengalaman.

Keberadaan Persadia di Kab. Subang berperan besar dalam upaya keberhasilan pengobatan bagi penderitanya. Seperti diakui oleh Direktur RSUD Subang, Dr. H. Guntur Setyono MARS, bahwa anggota Persadia di RSUD Subang banyak memberikan pengaruh baik pada penderita. Sehingga penderita bisa lebih percaya diri dalam menjalani hidup pasca pengobatan di rumah sakit. "Terutama peranan anggota Persadia yang mampu memberikan penyuluhan, bimbingan, mengajak kegiatan olah raga secara rutin. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sehingga mereka sadar bahwa mereka tidak hidup sendirian," jelas Guntur. Lebih dari itu, lanjutnya, keberadaan Persadia bisa membangkitkan kesadaran penderita mau berobat dan memahami penyakit yang dideritanya. Karena disampaikan dengan cara-cara dari hati ke hati sehingga tidak merasa "sendirian".

Hal senada juga diakui oleh Sekretaris Daerah Subang, Drs. Bambang Heryanto M.Si, bahwa keberadaan Persadia di Kabupaten Subang diharapkan bisa lebih besar peranannya dalam memberikan kesadaran pola hidup sehat bagi penderita melalui berbagai kegiatannya. "Walaupun saya juga kurang begitu faham tentang diabetes, tetapi secara umum sebagai pemerintah Kab. Subang banyak berterima kasih atas keberadaan Persadia di Subang. Dengan jumlah anggota lebih 300 orang, ini merupakan suatu hal yang luar biasa. Kita semua berharap Persadia tetap eksis dalam menjalani fungsinya sebagai organisasi yang melayani anggota dan penderita lainnya," harap Bambang.

Diantara ratusan anggota yang hadir, nampak Fitria Suci Ramadani (9 tahun) sebagai anggota termuda Persadia Cabang Subang. Fitria adalah salah saeorang penderita diabetes yang sempat menjalani perawatan di RSUD Subang selama 8 hari pada bulan Juni 2007. Namun berkat bantuan konsul yang dilakukan anggota Persadia, Fitria bisa menjalani hidupnya kembali secara normal. Selama menjalani perawatan, dirinya mendapatkan bimbingan dari anggota Persadia. Akhirnya dirinya menjadi anggota dan hingga sekarang rajin mengikuti kegiatan Persadia. "Selain banyak teman, saya juga bisa mengenal lebih banyak tentang penyakit yang berhubungan dengan diabetes. Ternyata diabetes itu bahaya juga, ya," tutur putri pasangan Ibu Eti dan Bapak Fuad ini. Dirinya mengaku untuk menjaga kebugaran tubuhnya ikut juga Senam Sehat Diabetes sebulan 2 kali di halaman RSUD Subang bersama anggota lainnya. Siswi SDN Sam Ratulangi Subang kelas VI warga Cigadung Subang ini mengaku menjadi anggota Persadia sangat membantu sekali dalam upaya menjaga pola hidupnya pasca pengobatan karena diabetes. Baginya ikut menjadi anggota setelah menjalani konsuler yang dilakukan oleh tim ahli Persadia di RSUD Subang.

Sebelum Senam Sehat Diabetes, dilepaskan 2 ekor burung merpati sebagai simbol kebebasan dari penderitaan lilitan diabetes. Kemudian usai Senam Sehat massal dilanjutkan dengan lomba-lomba yang bersifat menghibur tetapi menyehatkan. Seperti tari hola-hop dan poco-poco beregu dengan hadiah menarik persembahan produsen pendukung acara.


2. INVITASI BOLA VOLI TERBESAR SE KABUPATEN SUBANG BERAKHIR

Tidak kurang dari 12.000 penonton memadati Gor Gotong Royong yang hanya berkapasitas 7.000 penonton. Mereka menyaksikan final Bola Voli Eep Hidayat Cup II, yang berlangsung Minggu malam, 27 Juli 2008. Antusias penonton yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Subang tersebut ingin menyaksikan dari dekat pertandingan club-club terbaik hasil putaran kejuaraan invetasi Bola Voli terbesar di Kabupaten Subang, yang menggelar pertandingan akhir final antara club Bola Voli Putra Kecamatan Subang melawan club dari Kecamatan Pabuaran.
Sebelum acara final tersebut Bupati Subang Eep Hidayat dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya invetasi Bola Voli Eep Hidayat Cup ke dua sebagai ajang untuk meningkatkan prestasi altet Bola Voli Kabupaten Subang, bukan sebagai ajang pamer kekuatan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, "Saya tekankan bahwa invetasi Bola Voli ini sebagai ajang untuk meningkatkan prestasi atlet Subang terutama olah raga Bola Voli, bukan ajang keributan", tegas Eep.
Menurut Eep adalah wajar apabila atlit Kabupaten Subang melakukan pertandingan di Kabupaten lain, terjadi suatu keributan dengan atlit daerah lain (Kabupaten lain), hal ini dikarenakan atlit tersebut benar-benar ingin membela daerahnya, akan tetapi Eep mengingatkan "Saya tidak menginginkan apabila keributan itu terjadi antara atlit Subang dengan atlit Subang sendiri, dan jangan sampai terjadi di Kabupaten Subang di arena olah raga apapun", kata Eep.
Eep menambahkan bahwa untuk meningkatkan prestasi olah raga perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai "Saat ini telah bermunculan atlit-atlit yang berprestasi dan perlu didukung dengan sarana yang memadai, untuk itu sebentar lagi akan dibangun sirkuit arena balap motor yang mamadai dan kolam renang yang memenuhi standar Internasional", kata Eep.
Dalam waktu yang bersamaan Bupati Subang Eep Hidayat juga menyerahkan Tropy kejuaraan Honda Racing Campionship seri ke 4 di sirkuit Gasibu monumen Perjuangan Bandung, Minggu (27/7) yang baru lalu. Dadan yang turun di kelas standar pemula 110 cc Mp5 sebagai Juara pertama, selain Dadan, pembalap Subang yang juga meraih gelar juara dalam Honda Racing Campionship ini adalah Rizky yang menjadi Juara kelima di kelas yang sama, sedangkan Adli M Taufik dari tim Subang Racing Team (SRT) yang menjadi juara dua di kelas pemula 110 CC lokal Jabar.
Hasil dari kejuaran invetasi Bola Voli tersebut antara lain, untuk club Putra Jura I Kecamatan Subang berhak mendapat piala tetap dan piala bergilir serta hadiah uang tunai sebesar Rp 10 Juta Rupiah, Juara ke II Kecamatan Pabuaran mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp. 7 Juta Rupiah, Juara ke III Kecamatan Patokbeusi mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 5 juta rupiah dan Juara ke IV Kecamatan Blanakan mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 3 juta rupiah.
Untuk Juara I Putri dimenangkan oleh Kecamatan Subang dengan mendapat piala tetap dan piala bergilir dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 7 juta rupiah, Juara II Kecamatan Ciater mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebasar Rp 4 juta rupiah, Juara III Kecamatan Kalijati berhak mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 3 Juta rupiah, dan Juara ke IV diraih oleh Kecamatan Cisalak mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 2 juta rupiah.
Sementara itu pemain terbaik putra dan putri diraih oleh Naci Subagja dari Club Kecamatan Pabuaran dan Niti Senjari dari club Kecamatan Subang, masing-masing berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 1 Juta rupiah.
Hadir dalam malam final tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Subang Bambang Heryadi, SH, Asisten Tata Parja Drs. H. Aseng Junaedi, M.Si, Kepala Dipenda Drs. H. Lugaya Muchtar, M.Si, Kepala Dinas Pekerjaan Umum H. Dondon Rodiatun, BE, S.Sos , Direktur Bank Jabar Banten, dan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Subang lainya.


3. DISKUSI POLITIK

Visi Kabupaten Subang hanya akan tercapai bila ada kepedulian semua fihak, termasuk didalamnya mereka yang bergelut dalam bidang organisasi politik, organisasi masyarakat maupun para tokoh masyarakat. Demikian antara lain Wakil Bupati Maman Yudia,S.Pd dalam sambutan pada acara pembukaan Forum Diskusi Politik Dalam Menghadapi Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Subang tahun 2008 dan Pemilihan Umum legislatif Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2009, Senin 28 Juli 2008. Wabup selanjutnya mengungkapkan ke tiga pilar dalam mewujudkan Visi Kabupaten Subang adalah Bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ke tiga pilar tersebut menurut Wabup sangat berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh yang harus dijalankan secara bersama-sama.
"Pemerintah akan dapat melaksanakan setiap kebijakan bila didukung oleh seluruh lapisan masyarakat dalam suasana yang kondusif. Demikian halnya organisasi masyarakat maupun organisasi politik dan para tokoh masyarakat memiliki peran yang strategis".tambah Wabup. Usai memberikan sambutan Wabup menyematkan lencana pada dua peserta sebagai tanda dimulainya kegiatan diskusi politik yang berlangsung di Wisma PKPRI Subang ini.
Yesmil Anwar, SH M.Si, yang menjadi salah seorang pembicara pada acara tersebut menguraikan materi berjudul mengkritisi Kebijakan Publik Dalam Perspektif Moral Bagi Ormas di Era Reformasi. Dalam paparannya yang di sampaikan selama satu jam staf pengajar Universitas Padjajaran itu antara lain mengemukakan bahwa organisasi masyarakat sesunguhnya merupakan jantungnya masyarakat dalam kehidupan demokrasi.
Ditegaskan yang harus menjadi agenda bersama menurut Yesmil adalah bagaimana mewujudkan keadilan ditengah tengah masyarakat dalam masa yang penuh dengan dinamika ini. Menurutnya saat ini keadilan di Indonesia tengah merosaot nilainya dengan banyaknya berbagai kasus hukum yang timbul. Sebagai upaya ke arah itu ia menambahkan seluruh kalangan saat ini hendaklah menjernihkan bathin (striptease bathin) sebagai upaya memanusiakan kembali manusia dengan nilai-nilai kemanusiaan. Cara lainnya menurut Yesmil adalah menebarkan senyum seraya meningkatkan rasa kasih sayang yang merupakan nilai - nilai yang terkandung dalam budaya adat leluhur "silih asih silih asuh dan silih asah." tambahnya.
Pada acara yang diselengarakan Kantor Kesatuan Bangsa tersebut, hadir Kasdim 0605 Mayor Idang Ismail, Kakantor Kesbang Dedi Supriadi, S.Sos, dan Kasi Intel Kejaksaan Kabupaten Subang.

4. TANGGAPAN FRAKSI

Empat dari lima fraksi DPRD Kabupaten Subang, Selasa 29 Juli 2008 secara bergiliran menyampaikan tanggapan atas tiga nota pengantar Bupati Subang yang disampaikan sebelumnya (Jum,at, 18 Juli 2008). Ke tiga nota pengantar Bupati Subang yang disampaikan sebelumnya tersebut masing-masing Laporan Pertangung Jawaban (LPJ) Pelaksanaan APBD tahu 2007, Rancangan Nota Kesepakatan Kebijakan Umum APBD (KUA) 2009 dan Rancangan Nota Kesepakatan Prioritas dan Plafon Angaran Sementara (PPAS) tahun 2009.
Berbagai saran dan pertanyaan ditujukan ke empat fraksi menyangkut LPJ 2007, meskipun demikian secara umum fraksi-fraksi menyampaikan tanggapan positif terhadap kinerja pemerintahan selama tahun 2007. Ke empat fraksi lebih khusus mengharapkan agar melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah (PAD) terus dipacu demikian halnya diharapkan agar peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dioptimalkan. Hal ini mengingat dalam era otonomi daerah saat ini ketergantungan pemerintah Kabupaten Subang kepada pemerintah pusat masih sangat tinggi.
Menyangkut PPAS 2009, fraksi-fraksi mengingatkan agar penggunaan anggaran secara konsisten tetap mendukung pada tercapainya Visi Kabupaten Subang yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Selain itu guna menuju ke arah visi sebagai daerah agri bisnis, pariwisata dan industri diharapkan agar peluang investasi bagi investor diupayakan lebih menarik lagi. Guna mendukung ke arah itu legislatif juga menyarankan agar dilakukan langkah-langkah bagi peningkatan sumber daya manusia dan penataan kawasan yang lebih jelas peruntukannya.
Bupati Subang Eep Hidayat usai menghadiri Rapt Paripurna DPRD tersebut mengatakan bahwa pihaknya selaku Bupati Subang sangat merespon baik tanggapn dari fraksi-fraksi "sebagai Bupati saya merespon baik tanggapan dari beberapa fraksi, sangat positif sebagai langkah dan menjadi acuan dimasa mendatang", kata Eep.
Rapat paripurna yag berlangsung sekitar dua jam dihadiri 30 anggota DPRD, Bupati Subang Drs. Eep Hidayat, M.Si, Kapolres Subang AKBP Sugiono, dan sejumlah perwakilan Muspida serta para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah.


--
Humas Kab. Subang
Jl. Dewi Sartika No. 2 Subang
Jawa Barat Telp. 0260 420718

Senin, 28 Juli 2008

INVITASI BOLA VOLI TERBESAR SE KABUPATEN SUBANG BERAKHIR

Subang, Tidak kurang dari 12.000 penonton memadati Gor Gotong Royong yang hanya berkapasitas 7.000 penonton. Mereka menyaksikan final Bola Voli Eep Hidayat Cup II, yang berlangsung Minggu malam, 27 Juli 2008.
Antusias penonton yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Subang tersebut ingin menyaksikan dari dekat pertandingan club-club terbaik hasil putaran kejuaraan invetasi Bola Voli terbesar di Kabupaten Subang, yang menggelar pertandingan akhir final antara club Bola Voli Putra Kecamatan Subang melawan club dari Kecamatan Pabuaran.
Sebelum acara final tersebut Bupati Subang Eep Hidayat dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya invetasi Bola Voli Eep Hidayat Cup ke dua sebagai ajang untuk meningkatkan prestasi altet Bola Voli Kabupaten Subang, bukan sebagai ajang pamer kekuatan sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, "Saya tekankan bahwa invetasi Bola Voli ini sebagai ajang untuk meningkatkan prestasi atlet Subang terutama olah raga Bola Voli, bukan ajang keributan", tegas Eep.
Menurut Eep adalah wajar apabila atlit Kabupaten Subang melakukan pertandingan di Kabupaten lain, terjadi suatu keributan dengan atlit daerah lain (Kabupaten lain), hal ini dikarenakan atlit tersebut benar-benar ingin membela daerahnya, akan tetapi Eep mengingatkan "Saya tidak menginginkan apabila keributan itu terjadi antara atlit Subang dengan atlit Subang sendiri, dan jangan sampai terjadi di Kabupaten Subang di arena olah raga apapun", kata Eep.
Eep menambahkan bahwa untuk meningkatkan prestasi olah raga perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai "Saat ini telah bermunculan atlit-atlit yang berprestasi dan perlu didukung dengan sarana yang memadai, untuk itu sebentar lagi akan dibangun sirkuit arena balap motor yang mamadai dan kolam renang yang memenuhi standar Internasional", kata Eep.
Dalam waktu yang bersamaan Bupati Subang Eep Hidayat juga menyerahkan Tropy kejuaraan Honda Racing Campionship seri ke 4 di sirkuit Gasibu monumen Perjuangan Bandung, Minggu (27/7) yang baru lalu. Dadan yang turun di kelas standar pemula 110 cc Mp5 sebagai Juara pertama, selain Dadan, pembalap Subang yang juga meraih gelar juara dalam Honda Racing Campionship ini adalah Rizky yang menjadi Juara kelima di kelas yang sama, sedangkan Adli M Taufik dari tim Subang Racing Team (SRT) yang menjadi juara dua di kelas pemula 110 CC lokal Jabar.
Hasil dari kejuaran invetasi Bola Voli tersebut antara lain, untuk club Putra Jura I Kecamatan Subang berhak mendapat piala tetap dan piala bergilir serta hadiah uang tunai sebesar Rp 10 Juta Rupiah, Juara ke II Kecamatan Pabuaran mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp. 7 Juta Rupiah, Juara ke III Kecamatan Patokbeusi mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 5 juta rupiah dan Juara ke IV Kecamatan Blanakan mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 3 juta rupiah.
Untuk Juara I Putri dimenangkan oleh Kecamatan Subang dengan mendapat piala tetap dan piala bergilir dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 7 juta rupiah, Juara II Kecamatan Ciater mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebasar Rp 4 juta rupiah, Juara III Kecamatan Kalijati berhak mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 3 Juta rupiah, dan Juara ke IV diraih oleh Kecamatan Cisalak mendapat piala tetap dan sejumlah uang tunai sebesar Rp 2 juta rupiah.
Sementara itu pemain terbaik putra dan putri diraih oleh Naci Subagja dari Club Kecamatan Pabuaran dan Niti Senjari dari club Kecamatan Subang, masing-masing berhak mendapat hadiah uang tunai sebesar Rp 1 Juta rupiah.
Hadir dalam malam final tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Subang Bambang Heryadi, SH, Asisten Tata Parja Drs. H. Aseng Junaedi, M.Si, Kepala Dipenda Drs. H. Lugaya Muchtar, M.Si, Kepala Dinas Pekerjaan Umum H. Dondon Rodiatun, BE, S.Sos , Direktur Bank Jabar Banten, dan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Subang lainya.

Minggu, 27 Juli 2008

Rangkuman Berita

1. Pengukuhan pengurus IPSI dan Pembukaan Turnamen Bola Voli
Ratusan atlet bola voli, official dan pesilat dari seluruh Kecamatan Se Kabupaten Subang disertai beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Subang Sabtu, 19 Juli 2008 mengikuti devile dalam rangka pembukaan Turnamen Bola Voli Bupati Eep Hidayat Cup II dan Pengukuhan Drs. Eep Hidayat M.Si., selaku Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Subang periode tahun 2008-2012. Dalam kesempatan itu Bupati beserta Dandim 0605 Subang Letkol Surung Manurung mengikuti devile yang dimulai dari halaman Kantor Bupati Subang menelusuri jalan-jalan utama Subang kota dan berakhir di Gor Gotong Royong.
Ir H. Setia Hidayat selaku Ketua Umum IPSI Pengurus Daerah Provinsi jawa Barat sesaat setelah pengukuhan menegaskan bahwa persatuan dan kesatuan merupakan modal dasar bagi kemajuan. Diharapkan dengan kepengurusan baru IPSI di bawah Drs. Eep Hidayat, M.Si akan membawa kemajuan Pencak Silat Kabupaten Subang. Dikatakan IPSI Jawa Barat pada Pon di kalimantan Timur berhasil mengumpulkan 1 medali emas, 2 Perak dan 3 Perunggu dari 6 atlet yang dikirimkan.
Sementara itu Eep Hidayat selaku ketua umum bersama pengurus baru bertekad untuk memelihara dan meningkatkan eksistensi pencak silat di Kabupaten Subang termasuk meningkatkan prestasi dalam kejuaraan pencak silat " Pada Porda yang akan datang Kabupaten Subang menargetkan 2 medali emas dalam cabang pencak silat" kata Eep. Dikatakan hal ini merupakan target logis karena pada Porda sebelumnya raihan Kabupaten Subang adalah 1 emas. Dikatakan pengurus baru juga merencanakan akan mendorong para siswa sekolah untuk memiliki keterampilan seni bela diri pencak silat. Kegiatan yang dilaksanakan di Gor Gotong Royong ini dimeriahkan oleh atraksi pencak silat dari berbagai perguruan silat Kabupaten Subang, antara lain Ciung Wanara, Perisai Diri, Tadjimalela, Tapak Suci dan Daya Sunda.
Sementara itu menyingggung turnamen bola voli, Bupati mengatakan bahwa turnamen ini merupakan kelanjutan dari turnamen bola voli tingkat RW dan desa/kelurahan sebelumnya yang diikuti tidak kurang dari 1000 club bola voli se Kabupaten Subang. Turnamen ini akan dilaksanakan di Gor Gotong Royong yang akan berlangsung mulai tanggal 19-27 Juli 2008. Total hadiah yang di seiakan panitia sebesar Rp. 42 juta.

2. PEKERJAAN BERAT MENGIKIS KEMISKINAN
Bupati Subang Eep Hidayat resmi menjadi Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Subang untuk periode tahun 2008-2012. pengukuhan dilakukan oleh Ir H. Setia Hidayat selaku Ketua Umum IPSI Pengurus Daerah Provinsi Jawa Barat di Gor Gotong Royong Subang Sabtu 19 Juli 2008, pada kesempat tersebut Bupati Subang sempat memberikan penjelasan tentang mengakhiri masa jabatannya pada akhir bulan Juli 2008 bahwa ia mengakui bahwa selama kepemimpinanya walaupun telah banyak hasil yang dicapai, namun ada pekerjaan berat yang masih harus diselesaikan yaitu mengikis kemiskinan masih belum bisa dituntaskan secara menyeluruh, namun demikian, titik terang kearah perbaikan kesejahteraan sudah jauh lebih baik, kata Eep.
"Menyelesaikan kemiskinan adalah tujuan utama selama saya menjadi Bupati kenyataan dilapangan banyak faktor yang mempengaruhi sulitnya mengikis kemiskinan. Otonomi Daerah ternyata tidak menjamin tuntasnya masalah ini, kewenangan yang diberikan pemerintah pusat, tidak lebih sekedar mengurus sebuah perencanaan, yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan, Kemampuan anggaran lokal dalam APBD hanya sebesar 4%, selebihnya 96% disubsidi pemerintah pusat, yang dikontrol secara ketat". Kata Eep.
Kalau seandainya kewenangan itu penuh lanjut Eep, maka Kabupaten Subang akan kaya, tetapi tidak demikian, hasil kekayaan alam, bumi, laut, mineral dan energi di dalamnya, serta hasil pajak dan penghasilan lainnya, diatur oleh pemerintah pusat, Kabupaten Subang diberi keuntungan dalam sistem bagi hasil, dan sebagai bagian dari siklus nasional, maka sistem ini harus diterima sebagai kenyataan.
Eep berpendapat membangun rakyat, dilakukan secara bertahap, kelihatannya gampang, sistem politik nasional menjadi warna tersendiri dalam mendirect kebijakan daerah, sehingga komitmen manajemen penyelesaian program sering medapatkan sandungan yang memerlukan waktu. "Kemiskinan adalah sistem, jadi kalau kita membenahi kemiskinan, selesai kemudian muncul lagi kemiskinan yang baru. Tak perlu patah semangat, karena mengikis kemiskinan merupakan pekerjaan yang perlu terus dilakukan, sejalan dengan petumbuhan peradaban manusia" tegas Eep. Selanjutnya Eep mencohtohkan "di Amerika saja, masih banyak keluarga miskin, hanya bedanya keluarga miskin di sana diberi bantuan secukupnya dan harus dikembalikan, manakala mereka sudah mampu, di kita tidak, kita memberikan salurannya, dengan dana terbatas, maka penyelesaianyapun terbatas. Raskin, BLT, PKH, Operasi Pasar, Padat Karya adalah bantuan pemerintah berupa stimulan saja". Kata Eep.
Menurut Eep, salah satu cara mensejahterakan rakyat, membuka lapangan kerja adalah alternatif pilihan. Mempermudah perizinan dengan sistem satu pintu, masih tersandung sistem nasional, apalagi mendirikan perusahaan asing yang terkait dengan perjanjian bilateral atau multylateral, sehingga perusahaan asing di Kabupaten Subang relatiF lambat, padahal kita mengharapkaN realisasi perusahaan itu secepatnya terwujud, agar angkatan kerja bisa diserapnya secara simultan. Inipun perlu kesabaran, tegas Eep.

3. AKSI SOLIDARITAS ISTRI KABINET INDONESIA BERSATU (SIKIB)
Sebanyak 650 paket sembako dan bantuan lainnya berupa jaring ikan disalurkan oleh anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Mayangan Kecamatan Legonkulon Kab. Subang 19 Juli 2008.
Menurut Koordinator Mobil Sehat yang juga Istri Panglima TNI, Ny. Ratna Joko Suyanto mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian dari istri-istri kabinet Indonesia Bersatu khususnya pada warga masyarakat yang sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan. Sekaligus membantu keluarga nelayan dalam mencari nafkah.
Kegiatan ini menurut Ratna sebagai bentuk kepedulian Ibu Negara, Ny. Hj. Ani Bambang Yudhoyono kesempatan bakti sosial di Legonkulon mengerahkan 5 unit Mobil Sehat berupa kendaraan buis yang memiliki fasilitas seperti Puskesmas Keliling untuk melayani tidak kurang 300 pasien yang dilayani secara cuma-cuma.
"Mobil Kesehatan adalah prakarsa dari Ibu Ani (Yudoyono) yang peduli pada masalah pelayanan kesehatan. Terutama bagi masyarakat yang tidak terjangkau atau masyarakat ke bawah," jelas Ratna.
Ketika ditanyakan alasan memilih daerah Legonkulon, Ratna menjelaskan selain permintaan dari masyarakat melalui Komandan Potensi Marinir untuk diadakannya penyuluhan kesehatan. Keberadaan Mobil Kesehatan ini bukan untuk menandingi dari Puskesmas Keliling yang telah ada, tetapi hanya melengkapi dan membantu mereka.
Hadir dalam kesempatan itu Camat Legonkulon, Dra. Ela Nurlela yang mendampingi Ny. Ratna dalam meninjau kegiatan. Layanan kesehatan meliputi layanan konsultasi, pengobatan dengan layanan 9 dokter umum dan 1 spesialis gigi, juga kontrol kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan jumlah anak sunat sebanyak 19 orang. Tiap anak sunat mendapatkan "penyecep" dari Ibu Panglima satu stel pakaian taqwa dengan sarung dan amplop sejumlah uang.
Pengobatan cuma-cuma, dan sunatan massal d Kegiatan Bakti Sosial. Kegiatan berlangsung dari pukul 9 pagi hingga pukul 2 siang. Dihadiri oleh pejabat setempat dan tokoh masyarakat. Selama meninjau kegiatan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya, Selain mengadakan Bakti Sosial, Ratna bersama rombongan juga meninjau lokasi pariwisata Pondok Bali Mayangan Legonkulon. Pada kesempatan itu juga pihak SIKJIB menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 100 juta untuk membantu pemberdayaan kelompok nelayan

4. BUPATI SAMPAIKAN LPJ 2007 RANCANGAN KUA 2009
Dihadapan 36 anggota DPRD Kabupaten Subang, selama 1 jam Jum'at, 18 Juli 2008 Bupati Drs. Eep Hidayat, M.Si menyampaikan Nota Pengantar tentang Laporan Pertangungjawaban (LPJ) pelaksasanaan APBD tahun 2007 dan rancangan Nota kesepakatan kebijakan umum APBD (KUA) 2009 serta Rancangan Nota Kesepakatan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun 2009.
Dalam kesempatan tersebut Bupati menyampaikan bahwa realisasi APBD 2007 telah selesai diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Repubik Indonesia namun masih akan dilakukan finalisasi hingga akhir Juni 2008.
Dilaporkan realisasi APBD 2007 sebesar Rp 901.294.125.00,18. Angaran tersebut bersumber dari Pandapatan Asli daerah sebesar Rp. 55.690.532.118,00, dana perimbangan sebesar Rp. 789.012.771.454,00 dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 56.590.821.428,18. Sementara itu belanja yang terdiri dari belanja operasi, belanja modal dan bagi hasil pajak serta belanja tidak terduga seluruhnya berjumlah Rp 895,257.818.053,18. Dari hasil perhitungan selanjutnya diperoleh sisa lebih perhitugan anggaran (SILPA)sebesar Rp 64.170.900.716,00 yang diperoleh dari PAD, dana perimbangan dan bagi hasil pajak dan bukan pajak dan lain-lai pendapatan yang sah.Menutup penyampaian LPJ 2007 Bupati menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memenuhi kewajiban membayar pajak dan retribusi. Bupati berpendapat hal ini sangat berarti bagi perjalanan penbangunan Kabupaten Subang.
Dalam kesempatan yang sama Bupati juga menyampaikan KUA dan PPAS 2009, antara lain diakui bahwa pemberlakuan otonomi daerah yang telah berlangsung sejak 2001 belu mampu mendorong kemandirian daerah terutama dalam penerimaan asli daerah (local taxing power) " PAD ini sesunguhnya merupakan cerminan kekuatan otonomi daerah" kata Bupati. Diungkapkan hinga tiga tahun terakhir ini kontribusi terbesar penerimaan terbesar dari dana perimbangan dan APBD Propinsi, yakni sebesar 85 %. Dikatakan bahwa dalam rangka peningkatan PAD Kabupaten Subang, akan ditempuh beberapa langkah antara lain; pemantapan kelembagaan operasional pemugutan pendapatan daerah dan optimalisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Pada rapat yang dilaksanakan di Aula Pemda tersebut Bupati juga menyampaikan bahwa rancangan kebijakan belanja 2009 diarahka untuk : peningkatan pelayanan infrastruktur wilayah, peningkatan SDM yang berpendidikan, berdaya saing beriman dan bertaqwa antara lain melalui pemberian insentif bagi guru ngaji dan guru tepas serta insentif bagi imam mesjid dan ikatan remaja mesjid (IRMA). Selain itu belanja 2009 juga diarahkan untuk peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah, penanganan kerusakan, pencemaran lingkungan dan bencana alam serta peningkatan tata kelola kepemerintahan yang baik. Bupati juga menyampaikan struktur dan susunan proyeksi APBD bidang bendapatan dan belanja tahun 2009 direncanakan sebsear RP.983,08M.

5. PELANTIKAN PAC PEMUDA PANCASILA
Sebanyak 30 Pengurus Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) se Kabupaten Subang periode tahun 2008 -2011 Senin, 21 Juli 2008 dilantik. Pelantikan yang dilaksanakan dihalaman kantor Bupati Subang dilakukan oleh Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Kabupaten Subang Dida K. Ursita.
Ketua MPC dalam amanatnya mengungkapkan bahwa pelantikan ini sebagai pelaksanaan konstitusi organisasi yang sekaligus wahana konsolidasi yang diharapkan dampaknya akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam ikut berpartisipasi membangun Kabupaten Subang, kata Dida
Hal senada juga diungkapkan Drs. H. Tubagus Dasep Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila propinsi Jawa Barat. Dikatakan umumnya anggota PP telah ditempa pendidikannya di masyarakat, dengan demikian diharapkan mereka dapat lebih mudah berperan aktif dengan masyarakat. Ditambahkan ia mendukung semangat gotong royong yang dikembangkan di Kabupaten Subang dalam konteks pembangunan. Namun menurutnya semangat gotong royong tersebut selayaknnya didukung seluruh komponen masyarakat lainnya.
Menurut Dasep, adalah penting peranan Pemuda Pancasila dalam membantu kinerja TNI/POLRI karena merupakan salah satu pilar NKRI. Negara Indonsia tidak akan berdiri adanya TNI/POLRI. "Bila TNI/POLRI tidak ada maka bubar saja negara ini," tegas Dasep. Selanjutnya Dasep berpesan kepada para kader-kader PP untuk bisa menjaga nama baik Pemuda Pancasila, agar keberadaan PP di lingkungan sekitarnya terasa manfaatnya bagi masyarakat.
Lebih jauh Dasep memberikan pencerahan mengenai keharusan menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia agar tidak lagi dijajah oleh bangsa lain. Kemudian dirinya mengutip pidato Founding Father Indonesia, Ir. Soekano di forum PBB yang menyatakan bahwa Bangsa Indonesia tidak akan pernah bisa dihancurkan, karena di dalam Negara Indonesia memiliki semangat Persatuan dan Kesatuan, demikian sambutan Dasep dengan penuh semangat.
Pada kesempatan itu juga Bupati Subang Eep Hidayat dinobatkan sebagai Ketua Mejelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Kabupaten Subang.
Sementara itu Bupati Subang Drs Eep Hidayat M.Si dalam kapasitasnya selaku Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila dalam sambutan singkatnya menyampaikan ucapan selamat terhadap seluruh PAC yang baru saja dilantik. Dihadapan ratusan anggota PP dari seluruh Kabupaten Subang, Bupati menyampaikan permohonan maaf atas kepemimpinannya selama menjandi Bupati Subang. Hal itu diungkapkan sehubungan Drs Eep Hidayat, M.Si akan segera meletakan jabatan Bupati sehubungan dengan pencalonan kembali menjadi Bupati Subang periode tahun 2008 - 2013.
Ke 30 Ketua PAC yang baru dilantik tersebut antara lain : Sopian Nasution Bc. Kecamatan Subang, E. Hidayat Kecamatan Cijambe, Drs. Bakarman Kecamatan Cibogo, Udin Jajudin, S.Pd Kecamatan Jalancagak, H. Irin Kecamatan Ciater, Agus Setiawan Kecamatan Kasomalang, Didi Suryadi Kecamatan Cisalak, Usman AG Kecamatan Tanjung Siang, Udin Samsudin Kecamatan Sagalaherang. Ketua PAC lainnya yaitu, T Hendrawan BSA Kecamatan Serang Panjang, H. Yaman Suryaman Kecamatan Pagaden, Ade Irawan Kecamatan Pagaden Barat, Kendar Munandar Kecamatan Cipunagara, Didin Kecamatan Compreng, Asep K. Kecamatan Binong, MT Utoyo Kecamatan Tambak Dahan, Rasim Kecamatan Cikaum, Hendi Sumaryadi Kecamatan Purwadadi, Enjang Subarna Kecamatan Kalijati, U. Sumarna Kecamatan Cipeundeuy, Endang Dahlan Kecamatan Dawuan, Dede Wandia Kecamatan Pabuaran. Dari wilayah Pantura para ketua PAC baru yaitu M. Catur Kecamatan Legon Kulon, Yayan Indrayan Kecamatan Sukasari, Ranita Kecamatan Pasakajaya, H. Ilham Kecamatan Pusakanagara, Khoerudin Kecamatan Ciasem, Suryanto Kecamatan Blanakan dan Endang Jaya Sudrajat Kecamatan Patok Beusi.
Hadir dalam kesempatan itu antara perwakilan Muspida, Kadis Kesehatan, Kadis Perhubungan, Kepala Bagian Sosial, Kepala bagian Hukum serta sejumlah organisasi masyarakat.

6. BUPATI SUBANG EEP HIDAYAT, HADIRI ISRO MIR'AJ TINGKAT RT
Peringatan Isro Mir'aj Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh Dewan Keluarga Masjid Darul Jahid Perumahan Bumi Abdi Negara Kelurahan Pasiekareumbi Subang malam Rabu 23 Juli 2008 dihadiri oleh Bupati Subang Eep Hidayat. Kegiatan yang dilaksanakan di halaman Mesjid Darul Jahid, juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang Drs. H. Makmur H. Sutisna, WD. MMPD, Camat Subang Drs. Asep Nuroni dan sejumlah Kepala Kelurahan Kecamatan Subang serta sejumlah pejabat lainnya.
Dalam sambutannya Ketua DKM Bibing Teja Sukamana, BA, menjelaskan bahwa maksud diadakannya peringatan Isro Mir'aj untuk mengenal sejarah Islam, hal ini atas penilaian bahwa umat manusia saat ini telah banyak yang melupakan sejarah Islam. Bencana alam yang datang selalu bergantian dan rusaknya moral umat seperti pembunuhan dengan mutilasi, anak diperkosa orang tuanya, semua itu merupakan ajab Allah, dan kejadian tersebut tidak akan terjadi apabila jika umat Islam selalu ingat akan kebesaran Allah SAW.
Menurut Bibing kegiatan Isro Mir'aj yang berlangsung secara sederhana ini, merupakan aktivitas seluruh warga masyarakat, yang semuanya terlibat secara langsung dan merupakan manifestasi kegiatan luluhur yang selalu dilakukan yaitu dengan gotong royong.
Bibing menururkan bahwa dirinya merasa tersanjung dengan prilaku Bupati Subang yang tidak segan-segan berkenan hadir pada acara Isro Mir'aj walaupun hanya di tingkat RT, "saya selaku secara pribadi merasa bangga dan sangat tersanjung, Babak Eep Hidayat mau hadir ditengah-tengah masyarakat. Sejak tahun 1962 sampai sekarang saya selalu dipercaya sebagai DKM di berbagai daerah dan baru kali ini seorang pejabat (bupati red) mau datang menghadiri kegiatan ini, walau hanya ditingkat RT, tegas Bibing.
Sementara itu Bupati Eep dalam sambutannya mengungkapkan bahwa hampir seluruh desa di Wilayah Kabupaten Subang telah disinggahinya. Selain untuk bersilaturahmi dengan masyarakat setempat, kata Eep hal ini lakukan untuk melihat dari dekat kehidupan masyarakat tersebut. Eep mengakui bahwa dari hasil kunjungan tersebut bayak kemajuan yang telah dicapai namun Ia sangat prihatian karena masih banyak ditemukan warga yang hidupnya miskin, untuk itu Eep meminta maaf atas ketidak mampuan dalam memimpin Kabupaten Subang, "Sagala kekurangan di Subang, itu merupakan kekurangan saya selaku Bupati, segala kemajuan di Subang itu merupakan hasil kerja keras Rakyat Subang yang sangat saya banggakan" kata Eep merendah.
Selanjutnya Eep menghimbau para pejabat yang hadir untuk dapat memberikan sumbangan untuk PenyelesaiAn pembangunan pagar Mesjid Darul Jahid, dan berhasil terkumpul dana sumbangan sebesar Rp 7,5 juta rupiah.
Usai memberikan sambutan, Bupati Subang Eep Hidayat, menyerahkan beasiswa kepada 7 orang pelajar yang kemudian acara Isro Mir'aj ditutup dengan menghadirkan penceramah Drs. H. Hidayat, M.Si. dari Kalijati Subang.

7. WAKIL BUPATI SUBANG LANTIK PEJABAT ESELON III DAN IV
Sebanyak 50 pejabat dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang yang terdiri dari pejabat eselon III sebanyak 8 orang dan eselon IV sebanyak 42 orang dilantik oleh Wakil Bupati Subang Maman Yudia Kamis 24 Juli 2006. Pelantikan yang dilakukan di Aula Kantor Badan Kepegawaian Kabupaten Subang dihadiri oleh Asisten Pembangunan Drs. Komir Bastaman, M.Si, Kepala BKD Drs. Solihin M.Si, Drs. Kepala Dispenda Drs. Lugaya Muchtar, M.Si, Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala Bagian Hukum, serta para pejabat struktural dan staf BKD.
Menurut Wakil Bupati Subang Maman Yudia dalam sambutannya bahwa pelantikan pejabat sebenarnya bukanlah suatu peristiwa yang dianggap luar biasa, melainkan sebagai hal biasa terjadi, terutama dilingkungan organisasi PNS, "hal ini dimaksudkan agar organisasi pemerintahan berjalan seiring dengan tuntutan jaman secara aktual", kata Maman. Dengan demikian Maman menambahkan pelantikan pejabat merupakan dinamika yang responsip, dan peduli terhadap hasrat dan keiinginan masyarakat Kabupaten Subang.
Maman mengingatkan pejabat harus memahami tugas pokok dan fungsinya, dimana Ia ditempatkan, dengan demikian menurut Maman pelaksanaan tugas sehari-hari dapat berjalan secara proforsional serta penyelesainnya dapat berjalan dengan tepat waktu.
Lakukanlah koordinasi dengan sesama pejabat lainnya lanjut Maman hal ini akan membuka kesadaran bahwa menjalankan pemerintahan tidak dapat dilakukan secara perorangan, "hindarilah egosentrisme sektoral dan tumvuhkan rasa solidaritas dalam menyelesaikan segala permasalahan, tegas Maman.
Selanjutnya Maman berharap agar para [ejabat dapat mencermati perkembangan yang terjadi di kalangan masyarakat, terutama yang terkait dengan aspek pelayanan, "Saudara harus memberikan pelayanan yang baik dan terus berupaya memperkecil kesalahan, kelalaian dalam bekerja, karena masyarakat sebagai subjek kerapkali pelayanan Pemerintah Daerah bisa berlangsung cepat dan optimal", kata Maman
Pada akhir sambutannya Maman berpesan agar para pejabat dapat menjaga hubungan baik antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan dapat menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten Subang sebagai pemerintah yang bersih dan berwibawa.



--
Humas Kab. Subang
Jl. Dewi Sartika No. 2 Subang
Jawa Barat Telp. 0260 420718

BUPATI MENERIMA BENIH PADI UNGGUL DARI PRESIDEN


Subang, Bersama delapan Bupati lainnya, Bupati Subang Drs. Eep Hidayat, M.Si menerima simbolis benih padi unggul dari Presiden Republik Indonesia Sulilo Bambang Yudhoyono. Hal itu berlangsung dalam acara Pekan Padi Nasional (PPN)III yang berlangsung di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) Sukamandi Subang, Kamis 24 Juli 2008.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan Balitpa Sukamandi Subang hingga saat ini telah menghasilkan lebih 200 varietas padi yang telah ditanam di lebih dari 90 % areal padi Indonesia. Kegiatan Pekan Padi Nasional yang dilaksanakan 3-4 tahun sekali ini menurut menteri bertujuan menyampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan tentang kemajuan terkini (state of the art) teknologi perpadian sekaligus pemasyarakatan inovasi teknologi peningkatan produksi, mitigasi serta adaptasi perubahan iklim global sebagai bagian pertanggung jawaban publik atas penggunaan dana Pemerintah. Sedangkan tema yang diusung kali ini adalah Inovasi Teknologi Padi mendukung Swasenbada Pangan: Indonesia Bisa".
Dalam kesempatan sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan bahwa Jawa Barat akan berupaya untuk tetap menjadi pemasok beras terbesar. Dikatakan saat ini Jawa Barat masih memasok 18% kebutuhan beras nasional dan terus akan ditingkatkan sebagai komitmen tetap mendukung program pangan nasional. Beberapa masalah yang dihadapi petani Jawa Barat dilaporkan Gubernur antara lain masalah pupuk dan rusaknya berbagai infrastruktur irigasi di berbagai tempat.
Sementara itu Presiden dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan dan mempertahankan produksi pangan. Dikatakan ketahanan dan keterjangkauan harga pangan merupakan prioritas pada tahun 2008/2009. Presiden mengharapkan agar Indonesia suatu saat nanti bisa mencapai surplus beras bahkan dapat melakukan ekspor. Dihadapan Muspida Propinsi Jawa Barat, ratusan petani, peneliti dan sejumlah undangan instansi pemerintah lainnya Presiden meminta agar mengerahkan segenap kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk meningkatkan hasil pertanian melalui pendayagunaan lahan yang baik.
Usai membuka PPN III yang ditandai dengan pemukulan kentongan, Presiden selanjutnya mengunjungi stand pameran dan meninjau Laboratorium Plavour Beras serta melihat dari dekat lokasi lapang Inovasi Teknologi Padi di lingkungan Balitpa.

MEMBANGUN KEMITRAAN DENGAN SINERGI

Subang, Selama ini Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) membina masyarakat yang belum punya jiwa wirausaha "Kita bangkitkan jiwa wira usahanya dulu, baru kita kasih modal," kata Meneg PDT kepada wartawan di Cijambe Subang Jawa Barat. Salah satunya adalah dengan mensinergikan masyarakat, perbankan dan pengusaha/dunia usaha melalui kemitraan yang dibangun antara ketiganya. Oleh karena pihak pemerintah merasa perlu membangun desa untuk lebih berpengalaman dalam bertahan ditengah krisis ekonomi. "Walau bagaimana pun bangsa Indonesia harus kuat bertahan berhadapan dengan berbagai krisis yang melanda yang sifatnya mendunia," tegas Meneg Lukman Edy.

Model kemitraan yang telah dibangun bukan membantu masyarakat yang sudah jadi justru pada masyarakat yang sangat kecil kemampuannya. Lebih lanjut menurut, Lukman Edy, pihak Kementerian PDT hanya memberikan payung untuk membuat skema pemberdayaan masyarakat ekonomi lokal dan pembangunan infrastruktur. Hingga bulan Juli 2008 telah tersalurkan bantuan bernilai sekitar 8 trilyun dan sisanya sebesar 8 trilyun bisa disalurkan hingga akhir tahun 2008 dan mencapai target sebesar Rp 14 trilyun.

Kepada para pelaku usaha kecil dilakukan pendampingan selama 3 tahun untuk mencari usaha yang tepat. Setelah 3 tahun baru dilepas dari pendampingan. Pemberdayaan masyarakat daerah tertinggal ini mempergunakan pola sinergi antara masyarakat, perbankan dan dunia usaha.

Kementrian negara PDT untuk memberdayakan masyarakat Indonesia telah mempersiapkan 6 instrumen pemberdayaan diantaranya:

         Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaaan,

         Percepatan Pembangunan Wilayah Perbatasan,

         Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK).,

         Percepatan pembangunan sosial ekonomi di daerah tertinggal (P2SEDT),

         Percepatan Pembangunan Produktifitas Wilayah di Kabupaten; dan,

         Percepatan Pembangunan Pusat Pertumbuhan Daerah Tertinggal (P4DT)

Hal tersebut di uraikan oleh Mentri Negara PDT, HM. Lukman Edy, pada acara persmian "Kampoeng BNI" di Cijambe. Pada acara tersebut dilakukan teleconference antara "Kampoeng BNI" yang berlokasi di Cijambe Subang dan Ciamis. Dalam teleconference tersebut terjadi dialog antara Mentri PDT Lukman Edy dan Bupati Ciamis serta dialog bersama mitra antar "Kampoeng BNI" antar keduanya. Antara Kedua belah pihak kampung BNI saling bertukar pengalaman dalam pengelolaan kemitraan yang selama ini dilakukan.

Selaku mewakili Bupati Subang, Asda II Bidang Pembangunan, Drs. Komir Bastaman, M.Si, disertai jajaran kepala dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Oo Irtotolosi. Komir pada kesempatan itu menyampaikan salam hangat dari Bupati Subang dan  menyatakan rasa gembiranya atas kedatangan Mentri Negara PDT dan Mentri Negara BUMN, walaupun di Jawa Barat, Subang tidak termasuk sebagai wilayah tertinggal, Komir mengatakan bahwa dari 1,5 juta jiwa penduduk Subang 600 ribu diantaranya adalah masyarakat miskin. Oleh karena itu dengan keberadaan "Kampoeng BNI" bisa menjadi pemicu bangkitnya ekonomi rakyat. Apalagi Kabupaten Subang memiliki pola pembangunan berbasis gotong royong.

Dikatakan oleh Direktur BNI Gatot M. Suwondo bahwa "Kampoeng BNI" di Cirangkong Cijambe Subang ini merupakan pola kemitraan pertama di Indonesia. Karena dianggap berhasil, maka pihaknya melakukan duplikasi di wilayah Banjar Ciamis. "Selanjutnya kami akan me-replicated di wilayah-wilayah lainnya guna membangun kemitraan demi kesejahteraan masyarakat," ujar Gatot.

Usai melakukan teleconference kemudian melakukan presmian dengan ditandai menekan tombol sirine sebagai diresmikannya Kemitraan Kampoeng BNI sekaligus dipatenkannya model kemitraan "Kampoeng BNI".

Usai melakukan peresmian kemudian kedua menteri berkeliling meninjau produk kemitraan "Kampoeng BNI" Cijambe yang lebih besar bergerak dipembibitan sapi perah. Tetapi selain sapi perah terdapat berbagai produk lainnya. Selama kunjungan di Cijambe Subang Mentri BUMN Sofyan Jalil dan Meneg PDT Lukman Edy, mendapatkan penjelasan tentang produk yang dikelola di areal "Kampung BNI". Produk yang dikelola diantaranya reaktor sederhana pengolahan kotoran sapi menjadi biogas, instalasi pengolahan singkong menjadi bahan bakar premium dan penglelolaan madu dari lebah hutan.

Dalam peninjauan ke beberapa pengolahan, Sofyan Jalil didampingi langsung oleh Komisaris PT. Simpang Jaya Dua, H. Didi Supriyadi dan tim ahli masing-masing pengolahan. Dari sekian pengolahan yang ada, Kedua Menteri nampak antusias ketika mengunjungi reaktor pengolahan biogas dan pengolahan premium dari singkong. Ketertarikan keduanya karena negara tengah dirundung krisis energi. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai nilai jual konsumen yang relatif murah keduanya memiliki rencana untuk mengembangkan instalasi tersebut.


DADAN KEMBALI JUARA

Pembalap Subang Buktikan Potensinya
SUBANG, RAKA – Pembalap asal Subang yang tergabung dalam DAM Golden Motor BBS Subang Dadan Alamsyah kembali menunjukan kualitas balapnya dalam lanjutan balap motor Honda Racing Campionship seri ke 4 di sirkuit Gasibu monumen Perjuangan Bandung, Minggu (27/7).
Dadan yang turun di kelas standar pemula 110 cc Mp5, pada awal balapan, mendapat tekanan dari pesaing-pesaingnya, bahkan Dadan sempat tertnggal di posisi keempat, padahal pembalap yang masih berusia 15 tahun tersebut berada di strat awal.
"Berada di posisi strat nomor 1 sebenarnya kurang menguntungkan kalau di sirkuit ini, namun, beruntung saya bisa menyelesikan balapan dengan baik sehingga saya bisa naik podium dan menambah poin saya,"kata Dadan yang ditemui setelah balapan.
Kemenangan tersebut semakin memperkokoh posisi Dadan diperingkat pertama di kelasnya dengan pengumpulan poin sebanyak 91 poin, sedangkat diperingkat kedua, masih dipegang oleh pembalap asal Tanggerang yakni Rendi Aditia dengan nilai 74 poin.
Kini, Dadan hanya menunggu gelar juaranya, karena meskipun Dadan hanya memerlukan satu kemenangan lagi untuk menjadi juara di kelasnya, dan untuk seri kelima dan keenam atau terakhir, pembalap yang menjadi ikon Subang ini Akan mengikuti balap di Bali dan terakhir di Surabaya.
Selain Dadan, pembalap Subang yang juga meraih gelar juara dalam Honda Racing Campionship ini adalah rizky yang menjadi Juara kelima di kelas yang sama dengan Dadan Alamsyah, Ridwan merupakan pembalap yang baru turun di Balap tingkat nasaional dengan peraingan yang cukup ketat.
Sedangkan Adli M Taufik dari tim Subang Racing Team (SRT) yang menjadi juara dua di kelas pemula 110 CC lokal Jabar. Adli yang merupakan pembalap yang masih berusia dini ini mampu mengalahkan para seniornyadi dunia balap.
Adli merupakan pembalap yang tergabung dalam pembinaan balap motor Subang dan baru kali ini turun di kejuaran nasional yang diikuti oleh berbagai pembalap yzang ada di penjuuru nasional.
"Saya cukup senang dengan juara yang saya raih ini, dan dengan juara ini, memacu saya untuk terus latihan dengan ekstra keras, agar bisa menjadi pembalap profesioal dan bisa berlaga di tingkat yang lebih tinggi,"ujarnya.
Sementara itu, menurut Pembina balap motor Subang Pepen Purnama, dirinya merasa bangga dengan gelar juara yang diraih di para pembalap Subang, karena lanjutnya, dengan begitu para pembalap sudah ada kemajuan.
"Ini tinggal dikembangkan lagi, Subang ini sudah ada potensi, dan gelar yang diraih sekarang ini oleh para pembalap Subang ini, merupakan bukti dari potensi-potensi yang ada di para pembalap Subang, dan semoga dengan juara ini juga merupakan cambuk untuk bag pembalap yang lainnya agar terus berlatih dan meningkatkan prestasi,"ungkapnya.(dnr)


--
Teddy Widara
Jalur Resmi: 08179260849
Jalur Asyik   : 085722036669

Meneg PDT Minta Konsep Kemitraan "Kampung BNI" Dipatenkan

Kunjungan Informal MENEG PDT Ke Kampung BNI Cijambe ke Subang

Subang, Setelah melihat secara langsung konsep Kemitraan yang dibangun di "Kampung BNI" Cijambe Subang, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) minta konsep kemitraan dapat dipatenkan. Karena menurut Lukman Edi, kemitraan ini dinilai ideal gabungan antara pengusaha, perbankan, dan masyarakat. Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Ir. H. Muhammad Lukman Edy, M.Si, saat melakukan kunjungan ke "Kampung BNI" di Kecamatan Cijambe Subang pada 20 Juli 2008. Kunjungan tersebut adalah kunjungan secara informal untuk melihat secara langsung penerapan konsep kemitraan "Kampung BNI" dan berdialog langsung dengan pengusahanya, H. Didi Supriadi.

Menurut Lukam Edi, pihak Kementrian Meneg PDT, akan terus melihat contoh-contoh terbaik pola pembinaan masyarakat yang ideal terutama masyarakat di pedesaan. "Saya melihat ada hal yang menarik di sini. Saya rasa (konsep kemitraan "Kampung BNI") ini perlu dipatenkan," kata Lukman Edi. Konsep seperti ini perlu dipatenkan untuk dijadikan percontohan. Karena, menurut Lukam Edi, sangat ideal sekali gabungan antara keberpihakan perbankan, pengusaha dan rakyat.

Menurut Meneg, walaupun hingga kini tingkat keberhasilannya cukup baik, namun konsep Kemitraan "Kampung BNI" perlu diuji terus dan terus disempurnakan. Bahkan dari sisi pengusahanya sendiri telah melalui masa kritis. Yaitu suatu masa yang menentukan kelayakan program ini bisa berjalan atau tidak. "Ternyata setelah melewatinya program ini bisa berjalan dengan baik," lanjut Meneg.

Pihak Kementrian Negara PDT menganggap penting untuk mengembangkannya di beberapa wilayah lain. Karena konsep ini dianggap relevan dengan semangat rakyat Indonesia. Terlebih konsep ini berkembang di Kab. Subang yang memiliki pola pembangunan berbasis gotong-royong.

Oleh karena itu Kementrian Negara PDT akan mendorong penerapan konsep kemitraan ini di beberapa daerah lainnya. Rencananya konsep ini akan diterapkan di Sinjai, Denpasar, Bangli, Padang, Gorontalon, dan beberapa daerah lain di Jawa Barat seperti Garut dan Tasikmalaya.

Adapun konsep Kemitraan "Kampung BNI" di Cijambe Subang adalah menjalin kemitraan dalam pembibitan sapi perah dengan bantuan permodalan dari Bank BNI. Pola kemitraan yang pertama kali dijalankan adalah melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Bank BNI dalam bentuk usaha pembibitan sapi. PT. Simpang Jaya Dua sebagai penjamin utama, menyediakan areal seluas 18,5 ha – yang kemudian dinamakan "Kampung BNI" – di atasnya dibangun sarana pembibitan berupa kandang 5 buah, kandang karantina, gudang pakan 4 buah, dan peralatan pemeliharaan ternak lainnya. Segala kelengkapan untuk proses pengajuan permodalan PKBL BNI, dipersiapkan oleh PT. Simpang Jaya Dua sebagai Inti.

Adapun tujuan menempatkan di areal "Kampung BNI", untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi kinerja. Sedangkan mitra masyarakat selain mendapatkan bagi hasil usaha juga mendapatkan upah kerja yang besarnya berkisar Rp 25.000 – Rp 30.000 per hari.

Bagi hasil usaha adalah dari penjualan sapi perah yang sudah tidak menghasilkan susu dijadikan sapi potong. Dari hasil penjualan pihak mitra memperoleh bagian setelah dipotong biaya operasional.

Dari pembibitan sapi perah ini ternyata berkembang potensi lain yaitu mendayagunakan kotoran sapi sebagai bahan menjadi biogas dan pupuk. Biogas yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk keperluan memasak dan pembangkit tenaga listrik. Restan/sisa olahan biogas baik yang cair maupun padat dapat digunakan langsung sebagai pupuk alami yang sangat baik untuk tumbuhan.

Setelah Berhasil menjalani usaha pembibitan sapi perah di "Kampung BNI" sejak tahun 2007, kini konsep "Kampung BNI" akan mulai dikembang di beberapa wilayah Indonesia. Terutama konsep kemitraan yang diterapkan selama ini.(Satriya)